Jumat, 22 Juli 2011

Ditemukan, Ular Raksasa dengan Jambul Ayam


Seekor ular raksasa yang dikepalanya memiliki jambul seperti layaknya ayam jantan ditemukan di Fushin City, provinsi Liaoning, China.
Ular ini ditemukan pertamakali pada bulan lalu oleh warga setempat. Ketika itu, pekerja sedang melakukan ekskavasi di dekat sebuah situs konstruksi.

Ular raksasa yang ditemukan itu memiliki panjang 16,7 meter dan berat sekitar 300 kilogram. Kulit seluruh tubuh ular itu bersinar keemasan, dan uniknya, di bagian kepala ular terdapat jambul ayam. Diyakini, spesies ular dengan jambul ini sangatlah langka.

Ketika ditemukan, dikutip dari Asian Town, 6 Juli 2011, ular tersebut dalam kondisi terluka. Ia kemudian diberi pertolongan darurat dan diproteksi oleh petugas dari Wild Chiayi Shenyang. Sayangnya, ular itu mati di perjalanan dari Shenyang ke Beijing.

Pihak departemen terkait China segera menyelidiki bangkai ular raksasa yang sangat langka itu. Para pakar kehidupan liar sendiri memperkirakan, usia ular ini mencapai sekitar 140 tahun, dan ia biasanya tinggal di gua.

Kamis, 21 Juli 2011

5 dari 8 Spesies Tuna Terancam Punah

Dari delapan spesies tuna yang ada, tiga spesies di antaranya terancam punah secara global. Adapun dua spesies lainnya juga demikian bila kita tidak melakukan apa-apa untuk melindungi hewan ini dan terus memakannya.

Kesimpulan itu diungkapkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam laporannya di jurnal Science.

Jika menghitung seluruh keluarga scombridae yang terdiri dari tuna, makarel, marlin, dan ikan sejenis, ada 7 dari 61 spesies yang terancam punah.

“Ketiga spesies tuna sirip biru hampir musnah akibat penangkapan yang berlebih,” kata Kent Carpenter, Manager of Marine Biodiversity Unit IUCN yang menuliskan laporan tersebut, seperti dikutip dari DailyMail, 10 Juli 2011.

Carpenter menyebutkan, tuna sirip biru di kawasan perairan selatan Atlantik hampir tidak tersisa, hanya sedikit harapan untuk bisa dipulihkan.

“Jika tidak ada perubahan pada praktek penangkapan yang saat ini terjadi, stok tuna sirip biru di kawasan barat Atlantik juga diperkirakan akan musnah,” kata Carpenter. “Spesies ini sendiri tidak mengalami tanda-tanda perkembangan setelah terjadi penurunan drastis di tahun 1970-an,” ucapnya.

Padahal, sebagian besar spesies tuna yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi itu berada di puncak rantai makanan di laut. Artinya, kemusnahan mereka akan membawa dampak negatif pada spesies lain.

Selain itu, kata Carpenter, tuna juga hewan yang panjang umur. “Dengan tingkat reproduksi yang rendah, berarti populasi hewan ini sangat sulit untuk pulih, dan membutuhkan waktu yang lebih panjang,” ucapnya.
Tahun lalu, proposal untuk memasukkan tuna sirip biru Atlantik ke dalam daftar spesies yang terancam punah ke Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) pernah diupayakan. Diharapkan, jika berhasil terdaftar, maka perdagangan atas hewan ini akan dihentikan sementara.

Namun demikian, upaya untuk menolong hewan yang menjadi menu favorit di masakan Jepang itu digagalkan pada pertemuan CITES, Maret 2010 lalu. Alasannya, mayoritas negara-negara yang tergabung dalam CITES tidak setuju.

Hasil penelitian terbaru ini diharapkan menjadi harapan terakhir bagi tuna sirip biru Atlantik untuk bertahan hidup. Setidaknya perdagangan atas hewan itu dihentikan sementara hingga populasi ikan itu kembali tumbuh. Namun di sisi lain, jika perdangangan tuna sirip biru dihentikan, dipastikan akan ada penangkapan ikan secara ilegal karena ikan ini sangat digemari manusia.

Larva Belut Misterius di Bali


Seekor belut transparan tertangkap kamera di lepas pantai timur Bali. Belut larva itu diambil Bali Reef Divers dan dimuat Wired.com.

Belut yang menyerupai pita itu, sangat tipis dan nyaris tak terlihat mata. Selama fase larva, belut ini tidak memiliki sel darah merah. Organ tubuh mereka kecil dan jaringan internalnya transparan, membantu mereka untuk menghindar dari para predator. Dalam bahasa latin, belut larva ini disebut dengan leptocephalusatau kepala kecil.

Pada awalnya, belut larva dianggap berasal dari telur cacing tanah. Kemudian dianggap sebagai ikan. Namun, pada akhirnya, leptocephalusdianggap sebagai larva yang tidak berbeda dengan belut.

Periode larva sendiri bisa berlangsung antara tiga hingga lebih dari satu tahun. Para ilmuan belum memastikan makanan belut larva ini. Namun, mereka menduga larva ini makan partikel-partikel kecil yang mengapung di lautan.

Inilah Akhir Perdebatan Punahnya Dinosaurus

 Palaeontologis di seluruh dunia akhirnya bisa mengakhiri perdebatan sengit selama 30 tahun terakhir seputar teori yang menyebabkan punahnya dinosaurus dari muka Bumi.

Sejauh ini, ada dua teori bagaimana punahnya dinosaurus. Teori pertama, dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.

Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir sinar matahari selama ratusan juta tahun.

Akibat hantaman meteor berukuran lebar sekitar 15 kilometer itu, muncul lubang selebar sekitar 200 kilometer. Pasir, debu dan material lain yang terlontar ke angkasa kemudian jatuh tersebar di permukaan bumi dan menghasilkan lapisan yang disebut dengan K-T boundary (lapisan yang menandai batas era Cretaceous dan  the Tertiary).

Sepotong tanduk dinosaurus bisa menjawab perdebatan seputar apakah dinosaurus darat masih ada saat asteroid itu menabrak Bumi, 65 juta tahun lalu. Tanduk berukuran 45 sentimeter, kemungkinan milik seekor triceratops itu ditemukan di kawasan Hell Creek, Montana, Amerika Serikat.

Penemunya adalah Tyler Lyson, ketua tim peneliti dari Yale University. Ia menyebutkan, spesimen yang ditemukan itu berada hanya 13 sentimeter di bawah lapisan material yang disebabkan oleh tumbukan meteor. “Ini membuatnya menjadi fosil dinosaurus termuda yang pernah ditemukan,” ucap Lyson, seperti dikutip dari ABC, 13 Juli 2011.

Lyson menyebutkan, karena tanduk itu ditemukan di batu lumpur, kemungkinan jarak antara usia fosil itu dengan tumbukan asteroid bisa berselisih hanya 1 tahun saja. “Fosil ini menunjukkan bahwa dinosaurus non avian atau dinosaurus darat setidaknya masih hidup saat meteor menabrak Bumi,” kata Lyson.

Lyson menyadari bahwa penelitiannya tidak sepenuhnya membantah proses pemunahan bertahap. Akan tetapi ia yakin bahwa temuannya membantah salah satu teori yang menyebutkan bahwa dinosaurus lebih dulu punah sebelum hujaman asteroid.

Seperti diketahui, teori seputar punahnya dinosaurus akibat diperkenalkan 30 tahun lalu. Sejak itu, muncul perdebatan seputar apakah dinosaurus darat punah sebelum tabrakan terjadi. Temuan terbaru ini sendiri dipublikasikan di jurnal Biology Letters dari Royal Society. 

Misteri Kura-kura Selamat dari 'Kiamat'


 Dinosaurus mungkin pernah menjadi penguasa dunia dengan badan besar, cakar tajam, dan giginya yang mengerikan. Namun, saat mereka akhirnya punah dari muka Bumi, kura-kura Boremys yang sederhana justru selamat dari serangan meteorit yang menghantam Bumi 65 juta tahun lalu.

Buktinya adalah sebuah fosil yang ditemukan oleh palaeontolog Amerika Serikat di formasi batuan di North Dakota dan Montana menjadi bukti. Fosil tersebut diperkirakan milik mahluk yang hidup di periode pasca serangan meteor: Kura-kura air.

Apa rahasianya Kura-kura bisa bertahan hidup? Menurut pada ilmuwan, itu bukan karena cangkangnya yang keras. Tapi, fakta bahwa mereka tidak serakah.

Metabolisme mereka yang lamban menjadi kunci bertahan hidup di periode pasca serangan meteor. Di mana hanya sedikit makanan yang tersisa. Mereka juga terlindungi oleh air, yang jadi satu dari dua habitat mereka.

"Kura-kura adalah hewan yang tangguh, mereka mempu bertahan di masa-masa sulit," kata Tyler Lyson dari Yale University kepada LiveScience. Selain itu, "hewan yang hidup di air terlindungi dari apapun yang bisa membunuh tanaman darat dan Dinosaurus."

Kebiasaan kura-kura juga jadi kunci penting yang menyelamatkan. Saat kondisi dingin, kura-kura akan berhibernasi. Namun, ketika sangat panas atau kering, kura-kura air akan mengubur dirinya di lumpur -- menunggu kondisi normal. Ini yang mungkin mereka lakukan saat periode kemusnahan Dinosaurus.
Meteor penyebab mass extinction, fenomena musnahnya dinosaurus.

Untuk diketahui, meteorit yang memusnahkan Dinosaurus memiliki lebar antara enam sampai sembilan mil, yang menghantam Semenanjung Yukatan, di selatan Meksiko. Tubrukan itu melepaskan sekitar 100 juta megaton energi. Masa itulah yang kemudian dikenal sebagai K-T Boundary -- periode kemusnahan massal mahluk hidup.

Para ilmuwan menemukan binatang-binatang tang selamat dari 'kiamat' itu dengan cara mencarinya di antara bebatuan yang memiliki keunikan geologis.

Kala itu, hampir seluruh hewan darat tersapu bersih, musnah. Termasuk jenis penyu. Namun, Kura-kura Boremys -- khususnya famili Baenid luput. "Hewan kecil yang memiliki metabolisme lambat dan hidup di air, mereka bertahan dengan baik di K-T Boundary," tambah Lyson. "Di dalam air, sebelum dan setelah tubrukan meteor, semua berlangsung seperti biasa."

Namun, Kura-kura Boremys pun akhirnya menyerah pada alam dan waktu. Mereka akhirnya punah sekitar 40 juta tahun lalu -- setelah sempat hidup sekitar 85 juta tahun di Bumi.

Para ilmuwan menduga, hewan tersebut punah karena dimangsa predator. Salah satu alasannya, mereka tak bisa menyembunyikan kepalanya di cangkang -- kemampuan yang dimiliki Kura-kura modern.

Spinosaurus aegyptiacus merupakan dinosaurus carnivora yang paling besar


Apakah Anda mengira Tyrannosaurus rex merupakan dinosaurus predator yang paling besar dan mengerikan? Jika demikian, perkiraan Anda salah.

Tyrannosaurus rex dewasa maksimal dapat tumbuh hingga tinggi 4 meter dan panjang sekitar 12 meter. Ia masih kalah raksasa dengan Giganotosaurus carolinii yang bisa tumbuh hingga 5 meter dan panjang sekitar 13 meter. Namun ia juga bukan predator yang paling besar.

Adalah Spinosaurus aegyptiacus (yang memiliki arti kadal dengan tulang punggung) yang tinggal di kawasan yang kini menjadi Afrika Utara, merupakan dinosaurus carnivora yang paling besar.

Hewan yang hidup di tahap Albian sampai Cenomanian, di dalam periode Cretaceous (sekitar 112 sampai 97 juta tahun lalu) bisa tumbuh hingga 18 meter dan tinggi 6 meter dengan berat hingga 23 ton. Berikut perbandingan Spinosaurus dengan dinosaurus carnivora lainnya:


Tengkorak kepala Spinosaurus panjang dan pipih, serupa kepala buaya. Di punggungnya terdapat tulang semacam layar yang bisa tumbuh hingga 1,65 meter.

Hewan ini punya tujuh gigi di setiap sisi mulut depan dan 12 gigi di setiap sisi rahang dalamnya. Tidak seperti dinosaurus carnivora lain yang memiliki gigi cenderung melengkung, gigi milik Spinosaurus tegak lurus dan kemungkian berfungsi seperti pisau yang lebih memudahkan untuk memakan mangsa yang licin.

Seperti layaknya beruang grizzly modern, Spinosaurus menghabiskan banyak waktu di atau di dekat air untuk menangkap ikan. Namun dinosaurus dengan ukuran tersebut kemungkinan tidak hanya memakan seafood, tetapi juga membunuh dan memakan dinosaurus lain. Termasuk memakan daging bangkai dinosaurus.